Friday, August 12, 2011

APLIKASI MIKORIZA PADA TANAMAN DEWASA


Para pakar mikoriza selama ini masih menganjurkan aplikasi Mikoriza yang terbaik pada saat tanaman masih muda, yaitu pada saat di pendederan, pembanihan, polybag atau pada saat tanam. Mereka juga meragukan apakah aplikasi Mikoriza memberikan berpengaruh pada tanaman dewasa.

Sulit untuk mengatakan aplikasi mikoriza berpengaruh pada tanaman dewasa, karena variabel pengamatannya yang tidak memungkinan untuk diteliti, seperti perkembangan dilihat dari tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah biomasa,dll. Namun demikian hal ini tidak menghalangi kami dan rekan-rekan untuk tetap memberikan Mikoriza, meski tanaman sudah berumur dewasa. Secara visual, aplikasi Mikoriza tetap memberikan pengaruh yang cukup baik bagi tanaman, seperti perkembangan diameter batang, warna daun, tingkat stres saat musim kemarau. Gambar-gambar berikut adalah tanaman Mahoni di Bandara Soekarno Hatta yang diaplikasi Mikoriza pada saat penanaman (tanaman dewasa). Gambar diambil tgl 10 Agustus 2011, penanaman dan aplikasi dilakukan Oktober 2010.





Sunday, July 17, 2011

APLIKASI MIKORIZA PADA SAWAH PADI ORGANIK

Beberapa ahli memang tidak menganjurkan menggunakan mikoriza untuk tanaman padi sawah. Hal ini disebabkan oleh harganya yang masih tergolong mahal, ditambah dengan efektifitasnya menginokulasi tanaman yang sulit dilakukan. Selain itu kondisi sawah yang tergenang juga diduga akan mematikan cendawan mikoriza yang sudah menginfeksi tanaman. Namun dengan teknik yang benar,kondisis ini dapat diminimalisir. Dari beberapa kali pengujian di lapangan, hasilnya menunjukkan, penggunaan Pupuk Hayati Pengurai P (Mikoriza) dan Penambat N (Native) di lahan sawah ternyata memberikan dampak positif. Pengujian lapangan ini dilakukan pada Sawah Padi Organik di Desa Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat dan masih berjalan hingga sekarang. Pengamatan sementara, menunjukkan tanda-tanda yang positif pada tanaman padi organik yang diberikan Mikoriza dan Native, yaitu :

Adaptasi tanaman menjadi lebih baik waktu pemindahan bibit dari pesemaian ke lahan sawah.
Peningkatan jumlah anakan tanaman padi.
Peningkatan luas permukaan akar.
Peningkatan luas permukaan daun.
Pembungaan, lebih cepat dari pada umumnya (mulai umur 45 hari).
Ketahanan padi terhadap hama lebih baik.

Berikut data-data Uji Lapangan yang dilakukan di Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat :

Nama Petani : Anwar
Umur : 45 th
Luas Sawah : 3000 m2
Jenis Padi : Mentik Wangi
Pupuk yang digunakan

Bokhasi : 1,5 ton
Mikoriza : 2 kg
Native : 1 ltr

Obat-obatan dan lain-lain

Buah Maja, bawang putih

Teknik aplikasi Mikoriza dan Native Pada Padi Organik :

Di pesemaian :

Sebelum di olah, lahan dipupuk dengan bokhasi. Setelah pesemaian siap, semprot dengan Pupuk Penambat N dengan dosis 10ml/ltr air, kemudian taburkan benih yang sudah disiapkan. Sehari setelah penaburan benih, taburkan Mikoriza (2 kg), kondisi lahan dalam keadaan macak-macak.

Di lahan yang siap di tanam :

Sebelum diolah, sawah dipupuk dengan bokasi (1,5 ton). Setelah lahan siap, lahan disemprot lebih dahulu dengan Native dosis 10ml/ltr air, sebelum tanam. Penyemprotan di ulang tiap 10 hari dengan dosis yang sama.

Sunday, February 27, 2011

BERKEBUN PEPAYA DI SELA-SELA TANAMAN JATI

Disekitar gunung Ciampea, Bogor, siapa yang tidak kenal Pak Budi Suyanto. Dengan tubuhnya yang agak pendek dan otot yang kekar, kumis yang lebat, kepala agak sedikit botak, penampilannya sangat mudah dikenal. Masyarakat di sekitar gunung ini mengenal Pak Budi sebagai seorang pekerja keras. Siapa menyangka, semak belukar dan alang-alang setinggi 2 meter (sehingga kita tidak akan kelihatan bila berada ditengah-tengahnya), telah disulap menjadi kebun jati dengan diselingi kebun pepaya yang sangat bersih dan rapi!


Pepaya Pak Budi Berbuah Lebat

Bagi Pak Budi, wiraswasta dengan berkebun ini merupakan kegiatan yang sudah lama diimpi-impikan. Selain mendatangkan keuntungan, kegiatan ini secara langsung memberikan manfaat terjaganya kesehatan tubuhnya. Sebagai editor harian nasional, kegiatan berkebun juga memberikan manfaat yaitu pikiran yang selalu jernih dan segar, karena lingkungan dan udara yang bersih dan bebas polusi.

Pak Budi memulai usaha berkebun ini sejak 2,5 tahun yang lalu. Berawal dari tawaran sesorang untuk mengelola lahan kosong di wilayah gunung Ciampea. Tanah kosong ini oleh pemiliknya diminta untuk ditanamai tanaman keras, yaitu tanaman jati dan sengon. Sebagai imbalan atas jerih payahnya, Pak Budi berhak dapatkan bagian atas hasil jual kayu 5 tahun yang akan datang.
Untuk mengelola kebun jati ini Pak Budi merekrut 3 orang pekerja. Dalam bekerja, Pak Budi menerapkan kedisplinan yang sangat tinggi. Tidak segan-segan baginya untuk memarahi anak buahnya, jika pekerjaannya kurang memuaskan.


Umur 6 bulan Sudah Mulai Panen

Setelah beberapa lama, pekerjaan ini dirasakan berat kerena harus menggaji 3 orang pekerja, sementara masih terlalu lama untuk mendapatkan bagian dari hasil kayu. Untuk itu dia meminta kepada pemilik lahan untuk diperbolehkan memanfaatkan lahan disekitar tanaman untuk ditumpang sari dengan pepaya. Permintaan ini ternyata di setujui oleh pemilik lahan. Dengan segera Pak Budi membersihkan lahan disekitar tanaman untuk segera ditanami pepaya.

Lelaki jebolan Institut Pertanian Bogor, Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi ini, tergolong pekerja keras. Dia tidak mau setengah-setengah dalam berkebun. Lihat saja, bagaimana kebunnya bersih dari rumput dan semak belukar. Pernah suatu ketika pada saat kemarau panjang, terjadi kesulitan air, sehingga dia harus memanfaatkan air sungai yang jauhnya 200 meter lebih dari lokasi kebun. Dengan usaha keras dan tidak mengenal waktu, dan dibantu ke tiga karyawannya Pak Budi berhasil mengairi seluruh kebunnya. Alhasil, usahanya tersebut telah mampu membiayai seluruh karyawannya, bahkan berlebih, sehingga dapat memberikan tambahan uang dapur.


Kebun yang Bersih dan Rapi

Mengenal Mikoriza

Dengan ilmu yang diperolehnya pada waktu kuliah serta belajar dari internet serta orang orang disekitarnya, kini Pak Budi sudah merasakan hasil jerih payahnya. Meskipun sudah memberikan tambahan pendapatan, namun kebun pepayanya dirasa belum memberikan hasil yang maksimal. Jika musim kemarau panjang tiba, maka banyak terjadi kerontokan bunga papaya, sehingga mengurangi buah yang dihasilkannya. Sayangnya pada waktu tanam pertama (sekitar 1,5 tahun yang lalu), dia belum menggunakan mikoriza. Meskipun sudah mengenal mikoriza, namun pada waktu itu masih sangat sulit untuk mendapatkannya.


Perbedaan Pertumbuhan

Kira-kira 6 bulan yang kami menawarkan mikoriza pada beliau, dan beliau setuju untuk memakainya. Sungguh diluar dugaan, dengan menggunakan mikoriza, tanaman pepayanya mampu di panen pada umur 6 bulan! Ini berarti 1 bulan lebih cepat dari pada yang tercepat yang pernah ditanamnya. Selain itu buahnya sangat lebat dan lebih tahan dengan penyakit dan kemarau! Kini di saat petani pepaya lain mulai resah dengan munculnya berbagai penyakit, Pak Budi justru mulai merasakan hasil panen dari pepaya yang umurnya baru 6 bulan. Selamat Pak Budi!